Apakahpenyebab terjadinya pergantian musim di dunia? 2. Jelaskan peristiwa revolusi bumi! Tergolong apakah naskah teks reportase? 5. Siapa pencipta lagu "Tik-Tik Bunyi Hujan"? Sebarkan link: Materi lain: Kelas 1. BDR Rangkuman Materi Kelas 1 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1. BDR Rangkuman Materi Kelas 1 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 2 Danbarulah tiga tahun lalu naskah itu kembali pun selama ini seringkali hanya terkotak pada jenisnya yang tergolong sastra lama—buku Puisi Lama Sutan Takdir Alisjahbana yang dicetak berkali-kali hingga sekarang mengukuhkan itu, tanpa ruang untuk menghamparkan secara lebih leluasa suara apa yang terdengar dan topik-topik apa sajakah 3Macam Berita. Menurut. Djuroto. (2003: 38), jenis berita dilihat dari penyajiannya ada 3 macam, yaitu sebagai berikut: 1. Berita Selebaran. Berita selebaran dalam bahasa asing disebut news bulletin. Berita bulletin adalah berita yang disiarkan secara cepat atau kilat. Biasanya berita yang bersifat hangat dan singkat, penyajiannya sangat TeknikReportase Jurnalistik adalah cara atau metode wartawan dalam mengumpulkan (collecting, gathering) atau memburu (hunting) bahan berita untuk ditulis dan dipublikasikan di media tempatnya bekerja.Written by Romeltea. DALAM konteks definisi jurnalistik, Teknik Reportase merupakan tahap pertama sebelum penulisan (writing), penyuntingan (editing), dan publikasi/penyebarluasan (publishing ContohNaskah Reportase. Yah terima kasih Gita distudio. Pemirsa berjumpa lagi dengan saya Risalatul Khoirotunisa. Saya disini akan menyampaikan berita tentang " Terbakarnya Bus Akas". Pemisa saat ini saya sedang berada tepat di area terminal Genteng, Banyuwangi. Di sini terlihat sebuah bus transjakarta yang terbakar hangus, sesaat akan N1: "Tentunya saya merasa bangga karena ini adalah salah satu event terbesar yang se Jabodetabek.". R1 : "Oke, terimakasih Pak. Lebih lengkapnya laporan ini saya serahkan kepada rekan saya Alfonso yang telah berada di ruang kepala sekolah.". R2 : "Terima kasih Jason, saat ini saya telah derada di ruang kepala sekolah, di sebelah saya . Pemberitaan yang disajikan dengan paparan lengkap interpretatif tentang suatu fakta dari peristiwa yang dilihat langsung. Dalam pengertian yang lain, reportase dapat juga diartikan sebagai pemberitaan hasil penyelidikan investigasi setelah sebelumnya dilakukan pengkajian seluruh fakta yang dilengkapi dengan latar belakang terjadinya peristiwa itu. Istilah reportase berasal dari bahasa Latin reportare sesuatu yang dibawa pulang dari tempat lain. Orang yang melakukan reportase disebut reporter. Dalam kegiatan pemberitaan, hal ini dapat berarti seorang reporter yang membawa laporan peristiwa dari suatu tempat kejadian. Contoh 1 Malam Peresmian Acara “Baduy Kembali” JAKARTA– Acara peresmian pameran budaya yang bertema “Baduy Kembali” dilaksanakan malam hari, pukul WIB, bertempat di Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta, Indonesia 6/4. “Dalam pameran ini Bentara Budaya bekerjasama dengan kebetulan mempunyai program mengangkat Baduy dan kita mensupport, karena Bentara Budaya mensupport semua yang menyangkut keberagaman budaya,” ujar Paulina Dinarti Tisti sebagai Manager Bentara Budaya Jakarta. Peresmian acara dimeriahkan dengan konser “Membaca Baduy” Bersama Jodhi Yudono dan Tlaga Swarna. Sebagai pembukaan acara dimulai dengan ketukan alunan alat musik angkluk dimainkan oleh Frans Sartono sebagi General Manager Bentara Budaya. Selanjutnya, pembukaan acara tersebut menampilkan sosok masyarakat Baduy seperti Arsin seorang pegiat literasi, Misnah wanita yang berprofesi sebagai penenun dan Kasudin pemimpin rombongan alat musik angklung. Enam belas warga Baduy unjuk kebolehan dengan memainkan alat musik angklung diiringi lagu berbahasa sunda dengan mengelilingi -area selama tujuh kali. Memainkan alat musik angklung dianggap sacral karena kerap dihadirkan untuk menyambut moment penanaman padi agar panennya menjadi berkah dan melimpah. “Diharapkan dengan acara ini, kita akan semakin mencintai Baduy yang menjadikan Indonesia memiliki warna dalam keberagaman,” ujar General Manager Bentara Budaya, Frans Sartono dalam pidatonya sebagai pembukaa acara di Gedung Bentara Budaya, Jakarta 6/4. Dalam acara malam tersebut, terdapat sebuah pameran-pameran yang berasal dari suku Baduy seperti, perkakas rumah tangga, alat pertanian, lukisan-lukisan, pakaian adat dan kerajinan Suku Baduy. Dalam pameran tersebut pengunjung dapat melihat langsung alat-alat yang biasa digunakan oleh Suku Baduy. Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan akademi maupun non-akademi mengenai Suku Baduy. Baduy Dalam termasuk kelompok yang masih sangat memegang teguh adat istiadat seperti masih menerapkan isolasi dari dunia luar tidak menggunakan peralatan elektronik dalam kehidupan sehari-hari. Baduy Luar lebih luwes dengan aturan seperti memperbolehkan masyarakatnya menggunakan peralatan modern, bahkan boleh berkendara bila ingin pergi ke kota. Perubahan budaya karena derasnya modernisasi terkadang dirasa menghilangkan kekhasan dan kesakralan suatu budaya. “Harapannya bagaimana bisa menghadapi moderenisasi tapi tanpa kehilangan identitas. Itulah yang tidak mudah yang seringkali moderenisasinya kehilangan, jangan sampai identitas hilang, karena itu adalah bagian kekayaan bangsa Indonesia,” ujar Andi Budiman, Kompas Gramedia Digital Group. Contoh 2 Seminar Literasi Media DEPOK – Olimpiade Politeknik 2017 menyelenggarakan Seminar Literasi Media dengan tema “Cerdas Memilih Tontonan Berkualitas” di Gedung Serba Guna GSG Politeknik Negeri Jakarta pada Kamis 16/2. Seminar dihadiri oleh Direktorat Politeknik Negeri Jakarta, Abdilah, serta Ketua BEM PNJ Periode 2016/2017, Fikri Azmi, dalam memberikan sambutannya. Narasumber dalam seminar tersebut yaitu Miftahoel Huda R&D Manager Global TV, Adil Quarta Anggoro Ketua KPID Jakarta, Apreyvita Global TV dan Drs. Djony Herfan, M. IKom sebagai moderator. Dalam pemateri yang di sampaikan oleh Ketua KPID Jakarta, Adil Quarta Anggoro menyatakan bahwa panduan dalam memilih tayangan yang baik yaitu harus 4 Sehat 5 sempurna yang mengandung informasi, ekonomi, kebudayaan, control, perekat sosial, hiburan dan pendidikan. Namun kini racun di media adalah ponografi yang berbahaya karena di sebar luaskan di media, dan sebagai penonton, kita tidak hanya menonton saja tetapi memberikan kritikan dan tanggapan. Seminar ini merupakan penyelenggaraan pra-event dari Olimpiade Politeknik 2017. Peserta seminar meliputi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dan mahasiswa lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan informasi terkini mengenai berbagai perkembangan media televisi dalam menampilkan sebuah tayangan acara dan penyampaian informasi melalui media cetak maupun online. Pelaksanaan seminar ini sendiri diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam memilih tayangan dan informasi yang didapatkan melalui media massa. Tidak hanya mahasiswa, khususnya mengguna media massa yang lebih cerdas lagi dalam menerima dan mencari sebuah informasi yang berkualitas. Contoh 3 Mahasiswa Merasa tidak Nyaman dengan Pelayanan Fasilitas Bus Politeknik Bipol DEPOK , – Ketidaklayakan beberapa bus Politeknik bipol dan jadwal jam operasional bus yang tidak sesuai dengan ketentuannya membuat mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta PNJ merasakan ketidaknyamanan dalam menggunakan pelayanan bus Politeknik. Seringkali mahasiswa merasakan ketidaknyamanan saat menggunakan transportasi bipol yang lama, mereka harus rela berdesak-desakan untuk naik demi mendapatkan tempat. Sehingga kapasitas penampung bipol terpenuhi, hingga di luar pintu bipol, mahasiswa harus berpegangan kuat agar tidak jatuh. Ketidaklayakan bipol lama tersebut masih dipertanyakan oleh mahasiswa dan supir bipol sendiri. Sebab pengajuan kembali armada bipol baru pun belum terpenuhi oleh struktural direktorat PNJ. “Saya sudah mencoba untuk mengajukan agar adanya penambahan armada bis, tetapi untuk mendapatkan persetujuan dari pihak atasannya sulit, mungkin ada beberapa hal yang membuat pengajuan itu tidak disetujui seperti anggaran dana yang kurang, karena tidak hanya fasilitas bis saja yang tidak memadai tetapi banyak pula fasilitas lain yang perlu diperbaiki dan membutuhkan dana yang lumayan”, ujar Pak Widodo petugas Bagian Rumah Tangga Direktorat PNJ. Politeknik Negeri Jakarta memiliki 5 armada bis Politeknik, diantaranya 2 bus baru, 2 bus lama, dan 1 bus hino. Kurangnya armada yang dimiliki tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa PNJ. Kondisi fisik 2 bus lama yang dapat dikatakan sudah tidak layak pakai, namun masih dipakai sebab mesin masih bisa dijalankan. Sedangkan untuk 2 bus baru tidak dapat menampung massa yang banyak dan untuk 1 bus hino hanya digunakan untuk dosen jika ada kunjungan ke suatu tempat. Keterlambatan jam operasional bipol dalam penjemputan mahasiswa, berdampak juga pada jadwal perkuliahan mahasiswa, sehingga mahasiswa terlambat masuk kelas dan tertinggal beberapa materi perkuliahan. Armada bipol yang kurang membuat mahasiswa harus menunggu lama, sehingga banyak dari mahasiswa PNJ yang menunggu di stasiun Universitas Indonesia UI dan stasiun pocin lebih memilih menggunakan transportasi bus kuning Universitas Indonesia. Namun tidak sedikit juga mahasiswa PNJ yang tetap menunggu kedatangan transportasi bipol, dengan alasan agar tidak perlu jalan lagi ke dalam PNJ. Dua pekan terakhir ini terdengar isu di Politeknik Negeri Jakarta terkait adanya salah satu supir bis kuning bikun Universitas Indonesia yang tidak berhenti di halte PNJ sebagaimana mestinya. Sehingga banyak laporan dari mahasiswa PNJ yang mengaku kecewa dan dirugikan atas kejadian tersebut. Namun, untuk masalah tersebut, telah dibicarakan oleh pihak PNJ bagian rumah tangga dengan pihak UI bagian pengurus fasilitas umum. Pelayanan fasilitas transportasi PNJ tentunya belum dirasakan senyaman mungkin oleh mahasiswa. Kondisi fisik beberapa bipol yang kurang layak serta jam operasional bipol yang belum tepat waktu menjadi salah satu masalah pengguna bipol bagi mahasiswa PNJ. Dan usaha untuk pengajuan penambahan armada bipol telah dilakukan oleh pengurus bagian rumah tangga direktorat PNJ. “Untuk harapan pastinya yang pertama saya berharap PNJ bisa membeli bis yang baru minimal 3 bis, karena 2 bis sudah rusak dan sudah waktunya untuk diganti dengan yang baru agar memenuhi standar kelayakan bis. Lalu kedua, adanya penambahan driver dan yang terakhir dibuatnya jalur khusus untuk bis agar kemacetan berkurang sehingga para mahasiswa akan cepat terangkut. Sedangkan untuk mahasiswa diharapkan bisa lebih tertib saat menaiki bis apalagi saat bis sedang berjalan, dan diharapkan untuk seluruh mahasiswa agar tidak merusak fasilitas yang ada’, ujar ujar Pak Widodo petugas Bagian Rumah Tangga Direktorat PNJ. Berikut diatas merupakan contoh berita reportase yang dibuat penulis. Semoga bermanfaat. Hai, Mak! Ketemu lagi nih sama saya. Hehehe. Kita akan ngomongin tip menulis reportase nih sekarang. Ha? Menulis reportase kan gampang, ngapain mesti baca tip-tipnya? Kan udah ada press release. Yha, justru itu, Mak. Kadang kita, sebagai bloger kekinian ini, Sebagai blogger, kita sudah dianggap sebagai partner media untuk banyak pihak ya, Mak. Makanya nggak heran kita sering juga diundang untuk menghadiri event atau acara yang membutuhkan publikasi. Dan, kalau sudah diundang sebagai salah satu media, maka kita pun lantas punya kewajiban untuk membuat artikel reportase yang kemudian kita tayangkan di blog. Jangan Asal Kayak Reportase Nah, di sana biasanya kita akan mendapatkan selembar dua lembar kertas berisi press release saat datang memenuhi undangan acara. Seperti halnya rekan-rekan wartawan yang lain. Ya kita bisa saja sih, asal datang memenuhi undangan, terus ikut acara alakadarnya. Sampai di rumah langsung saja upload press release. Toh, kan sudah dirangkum dalam press release semua inti acaranya kan? Tapi, kalau semua orang nulisnya cuma mengopas press release, ya apa bedanya kita sama rangorang? Ngapain pembaca blog kita mesti baca artikel reportase kita? Orang di mana-mana juga ada kan? Tapi, Mak, kita kan blogger kan? Bukan wartawan untuk media kan? Keunggulan kita dibandingkan dengan rekan jurnalis lain adalah kita punya personality. Kita menulis untuk “rumah” kita sendiri, bukan rumah orang. Yes? Maka, tentu saja, kita harus meramu reportase kita itu dalam “karakter” kita sendiri. Bukan karakter orang lain. Apalagi hanya sekadar ngopas press release. Aduh, itu mah bukan blogger banget! Lagian, kalau semua hanya sama aja dengan press release, bisa jadi kena jebakan double content dari Google loh. Dibilang plagiat. Padahal mah sama-sama ngopas press release 😆 Gimandong? Makanya, coba yuk, kita bikin artikel reportase yang nggak cuma mengandalkan press release dari penyelenggara. Press release itu sekadar bantuan aja, Mak. Bukan materi utama untuk bahan tulisan kita. Mesti diolah lagi. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, Mak, supaya menulis reportasenya jadi lebih menarik, lebih personal dan lebih … ya, pokoknya lebih dari sekadar press release. 5 Langkah Menulis Reportase yang Menarik 1. Persiapan Sebelum Acara Yes, tugas kita untuk menulis reportase ini dimulai sejak sebelum kita berangkat ke acara. Bahkan sudah mulai sejak kita menerima undangan untuk menghadiri acara tersebut. Yang pertama, Emak harus kenali benar-benar acaranya. Terutama temanya. Misalnya, kalau acaranya adalah peluncuran smartphone, maka Emak bisa melakukan riset dahulu. Googling dahulu, mengenai produk yang akan diluncurkan. Hasil riset Emak ini nantinya bisa menjadi “bekal” Emak selama di acara. Setidaknya, Emak pasti sudah tahu apa yang akan dibahas. Ya, kurang lebihlah ya. Malahan, dengan riset pendahuluan ini bahkan Emak mungkin sudah tahu nanti gimana nyambunginnya ke niche Emak kalau blognya berniche, sedangkan acaranya rada-rada nggak nyambung. Dari hasil riset pendahuluan, Emak bisa membuat alternative angle untuk reportase nantinya. Pastinya angle tersebut adalah angle ala Emak ya. Angle yang sesuai dengan blog Emak. 2. Baca Press Release-nya Lebih Dulu Setidaknya untuk nyambungin yang tadi Emak peroleh dari hasil riset pendahuluan. Sebagai proses cek dan ricek yang pertama. Misalnya bener nggak nih data yang Emak dapatkan selama riset pendahuluan tadi. Nah, jika ada yang berbeda atau malah bertolak belakang, berarti hal tersebut bisa jadi catatan Emak nih. Nanti pas sesi tanya jawab, barangkali bisa ditanyakan tuh. Jadi ada bahan kan? Selama membaca press release itu, Emak bisa seharusnya sudah bisa semakin fokus pada topik bahasan sebelah mana yang akan diambil. Ingat, Mak. Keunggulan kita sebagai blogger adalah kita boleh banget hanya memilih satu fokus topik bahasan saja. Berbeda dengan rekan jurnalis, yang menulis laporan pandangan mata secara keseluruhan. Jadi, Emak nggak harus menulis semuanya. Justru kalau Emak bisa fokus ke satu angle unik dan bisa mengangkatnya dengan baik, itu justru akan bagus bagi penyelenggara. 3. Acara Dimulai, Singkirkan Press Release Selama acara berlangsung, fokuslah pada pembicara dan narasumber yang ada. Juga pada tuan rumah. Catatlah hal-hal yang sekiranya penting dan berhubungan dengan rencana angle dan topik bahasan yang sudah disusun tadi. Jadi, nggak perlu semuanya direkam. Dengan cara sudah menyempitkan angle dan topik dan fokus begini, Emak akan lebih mudah menyerap materi yang diberikan. Nggak “ngambang” ke mana-mana. Boleh juga mencatatnya di notes, atau bisa juga melakukan live tweet meski tidak diwajibkan. Berikan tagar yang spesial, supaya lebih mudah ditemukan lagi nanti. Akan bagus lagi, jika ngetweet dalam bentuk thread. Bakalan bantu banget untuk menulis reportase. Setelah sempat kemudian, bisa juga mewawancarai narasumber atau pembicara secara lebih khusus, atau menanyai panitia juga bisa, jika memang memungkinkan. Untuk menambah data yang diperlukan. 5. Deadline H+2 Karena lebih dari itu, percaya deh, otaknya udah nggak “panas” lagi, Mak Udah ganti mood. Hahaha. Iya apa iya, Mak? Selama menulis reportase, tuliskan seperti yang sudah Emak rencanakan sebelumnya. Didukung dengan press release. Tapi nggak usah semuanya. Sekali lagi, fokus ke angle yang sudah direncanakan. Gunakan pola 5W 1H dalam reportase Emak, agar tulisan Emak lebih in-depth dan menyeluruh. 5W 1H tahu kan ya, Mak? Yes, who, what, when, where, why dan how. Contoh Proses Menulis Reportase Nah, sekarang coba saya kasih contoh deh. Misalnya, saya diundang ke sebuah peluncuran produk kopi. *yeeee, mentang-mentang coffee-addict* 😆 Nah, sebelum datang, saya akan googling dulu deh soal produk kopi ini. Biasanya sih kita akan sudah mendapat clue kurang lebihnya deh di brief atau undangannya kan ya? So, cari deh keunggulan kopi ini di antara kopi yang lainnya. Misalnya nih, ternyata kopi ini aman dikonsumsi oleh ibu hamil juga. Wah, ini kan menarik ya kalau diangkat sebagai angle penulisan? Kebetulan juga–misalnya–blog saya juga pas, bahasnya segala macam problema ibu-ibu, termasuk bumil. Tapi dari riset yang saya lakukan itu, nggak ada dijelaskan, ada apa saja dalam produk kopi tersebut yang membuatnya aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Nah, ini bisa jadi bahan untuk dikorek nanti pas acara nih, Mak. Gali informasi ini lebih dalam saat acara berlangsung. Kita bisa tanyakan dalam sesi tanya jawab, misalnya, kalau memang belum dibahas oleh narasumbernya. Dari situ saja, biasanya kita akan kepikiran juga hal-hal lain yang nyambung juga ke angle yang sudah kita pilih. Setelah acara, segera tulis sesuai dengan angle yang sudah kita pilih. Tuangkan temuan-temuan kita dalam reportase tersebut. Bahkan mungkin yang tidak ada di acara tapi data yang mendukung, bisa saja kita masukkan, Mak. Tentunya sumbernya harus terpercaya ya, Mak. Jangan asal comot juga ya. Misalnya, kita bisa ambil dari website brand yang bersangkutan. Kesimpulan Yes, itu tadi sedikit tip menulis reportase yang oke, yang “rasa” bloggernya kerasa. Nggak sekadar kopas dari press release. Yang mau nambahin tip, atau mau diskusi lebih lanjut, boleh yukkk. Langsung tulis di kolom komen ya! Semoga next time diundang ke event, Emaks sudah nggak datang dengan kepala ngeblank lagi ya, Mak. 😀 Rencanakan tulisan Emak bahkan sebelum datang ke acara. Semoga bermanfaat 🙂 Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta11 Maret 2022 1445Halo, Ikrima N. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya Ÿ˜Š Naskah reportase digolongkan sebagai naskah nonfiksi karena dibuat berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Untuk memahami alasannya, mari simak pembahasan berikut. Teks nonfiksi adalah karangan atau tulisan yang dibuat berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Ciri-ciri teks nonfiksi -Ditulis dengan bahasa baku. -Disusun berdasarkan fakta. -Menggunakan makna denotatif. -Berbentuk tulisan ilmiah populer. Naskah reportase adalah naskah yang berisikan pemberitaan atau pelaporan mengenai sesuatu yang sedang terjadi yang disajikan secara lengkap. Naskah reportase digolongkan sebagai naskah nonfiksi karena dibuat berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Dengan demikian, naskah reportase digolongkan sebagai naskah nonfiksi karena dibuat berdasarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Semoga membantu ya Ÿ˜Š Mengapa teks laporan juga disebut teks klasifikasi?Jawaban PendahuluanTeks laporan hasil observasi adalah suatu teks yang berisi penjelasan umum tentang suatu hal yang disusun dengan berdasar pada hasil pengamatan berupa fakta. Teks laporan ini juga bisa diartikan sebagai teks yang fungsinya adalah untuk menjelaskan suatu objek pun fenomena dengan berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari hasil pengamatan atau observasiPembahasanTeks laporan hasil observasi ini disebut juga dengan TEKS KLASIFIKASI. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena teks laporan tersebut memuat klasifikasi tentang jenis-jenis suatu hal dengan berdasar pada sejumlah kriteria tertentu. Memang, struktur dari teks laporan ini adalah pernyataan umum atau KLASIFIKASI, yakni bagian pembuka yang salah satu isinya adalah pengklasifikasian objek yang dilaporkan. Struktur lainnya adalah anggota atau aspek yang lain dari teks laporan ini adalah definisi umum, definisi bagian, definisi manfaat dan laporan disebut juga teks klasifikasi karena di dalamnya termuat klasifikasi objek atau fenomena yang dilaporkan dengan berdasar pada hal-hal lebih lanjut1. Materi tentang teks laporan Materi tentang contoh teks laporan • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •Detil JawabanKode 1 SMAMapel Bahasa IndonesiaBab Laporan Hasil ObservasiKata Kunci Teks, Klasifikasi, Objek, Fenomena, Tugas Bahasa MODULTeknik Reportase & WawancaraOleh Rahmadya Putra Nugraha, BahasanNaskah Reportase & Naskah WawancaraTujuan dan Instruksional KhususDengan memperoleh materi ini, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami tentang Peranan Komunikator, Reportase, & Pewawancara.​Naskah ReportaseReportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun tunda, dari lokasi peristiwa. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya -Latar belakang peristiwa-Dalam rangka apa peristiwa diadakan-Hal serupa kapan pernah diadakan, dan lain-lainSifat reportase adalah sistematis dan reportase berbentuk pointers yang berisi hal-hal penting saja dan yang ada kaitan dengan apa yang dilaporkan. Reporter melakukan kombinasi apa yang dilihat dengan referensi lain yang relevan, yang sudah dicatat dalam bentuk prosesnya, reporter dituntut memiliki keterampilan dalam melaporkan, dan keterampilan ini hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Semakin banyak melakukan reportase, seorang reporter akan semakin matang dalam melakukan reportase langsung di dan berita berbeda dalam teknik penyajian, yaitu teknik reportase dan teknik penyajian berita. Sekalipun demikian, baik reportase maupun berita, keduanya merupakan karya berfungsi menjelaskan atau melaporkan apa yang dilihat di lokasi kejadian, sedangkan berita berfungsi menginformasikan fakta yang timbul sebagai akibat adanya suatu peristiwa dan atau pendapat. Dengan demikian, reportase memiliki fungsi lebih luas, yaitu selain menginformasikan, juga menjelaskan, sedangkan berita hanya menginformasikan meliput peristiwa, penting diperhatikan Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia KEWI Doctrine Doktrin kejujuran yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartwan pertama yang menyiarkan atau both side/news balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data beberapa kali sebelum reportase adalah sebagai berikut peristiwa dan jalan ricek, jalan sudut sudut lead atau introMenurut keluasan informasi yang diberikan reportase dibagi menjadi 3 tiga1. ​Reportase Dasar straight news2.​Reportase Madya news feature3. ​Reportase Lanjutan news analysisTiga kegiatan jurnalistik diatas ibarat sebuah rumah. Reportase Dasar mutlak dipakai dalam Reportase Madya serta Reportase Lanjutan. Tetapi tidak demikian sebaliknya. Banyak teknik-teknik Reportase Lanjutan yang tidak perlu dipakai dalam Reportase Madya dan Reportase Dasar. Demikian juga halnya teknik Reportase Madya dalam Reportase pokok diantara ketiganya adalah cakupan informasi. Berita tidak lagi sekedar peristiwa langsung straight seperti pada Reportase Dasar, tetapi sudah dilengkapi dengan sosok featured seperti dalam Reportase Madya karena lebih luas informasinya. Atau akan menjadi Reportase Lanjutan, jika Reportase Madya tersebut dilengkapi dengan analisa News analysis.Dalam penyajian berita televisi dengan sistem ROSS, reporter penyaji atau penyampai harus disebutkan, sebagai pertanggungjawaban isi naskah berita yang ROSS mempunyai beberapa makna, yaitu Reporter On the Spot and On the ScreenReporter berada di lokasi dan sewaktu menyajikan muncul di layar On the Spot and Off the ScreenReporter berada di lokasi dan sewaktu menyajikan tidak muncul di layar Off the Spot and On the ScreenReporter tidak berada di lokasi, tetapi dalam penyajian reporter muncul di layar Off the Spot and Off the ScreenReporter tidak berada di lokasi dan tidak muncul di layar InformasiTugas seorang reporter pada dasarnya adalah mengumpulkan informasi, yang membantu publik untuk memahami peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka. Penggalian informasi ini membawa sang reporter untuk melalui tiga lapisan atau tahapan peliputanLapisan pertama, adalah fakta-fakta permukaan. Seperti siaran pers, konferensi pers, rekaman pidato, dan sebagainya. Lapisan pertama ini adalah sumber bagi fakta-fakta, yang digunakan pada sebagian besar berita. Informasi ini digali dari bahan yang disediakan dan dikontrol oleh narasumber. Oleh karena itu, isinya mungkin masih sangat sepihak. Jika reporter hanya mengandalkan informasi lapisan pertama, perbedaan antara jurnalisme dan siaran pers humas menjadi sangat kedua, adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si reporter. Di sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa sudah bergerak di luar kontrol narasumber awal. Misalnya, ketika si reporter tidak mentah-mentah menelan begitu saja keterangan Humas PT. Lapindo Brantas, tetapi si reporter datang ke lokasi meluapnya lumpur, dan mewawancarai langsung para warga korban lumpur di Sidoarjo, Jawa ketiga, adalah interpretasi penafsiran dan analisis. Di sini si reporter menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-penyebabnya, dan konsekuensinya. Publik tidak sekadar ingin tahu apa yang terjadi, tetapi mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa peristiwa itu terjadi. Apa makna peristiwa itu bagi mereka, dan apa yang mungkin terjadi sesudahnya dampak susulan dari peristiwa tersebut.Seorang reporter harus selalu berusaha mengamati peristiwa secara langsung, ketimbang hanya mengandalkan pada sumber-sumber lain, yang kadang-kadang berusaha memanipulasi atau memanfaatkan pers. Salah satu taktik yang dilakukan narasumber adalah mengadakan media event, yakni suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk menarik perhatian pengecekan latar belakang, observasi langsung, dan langkah peliputan yang serius bisa memperkuat, dan kadang-kadang membenarkan bahan-bahan awal yang disediakan Wawancara1. Definisi dan Tujuan WawancaraWawancara bahasa Inggris interview merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang Bentuk WawancaraAdapun bentuk wawancara dibagi menjadi beberapa macam, yaknia. Wawancara Berita, dilakukan untuk mencari bahan Wawancara Petunjuk umum, dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih Wawancara Telepon, yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat Wawancara Pribadi, dilakukan secara Wawancara dengan banyak orang, dilakukan ditempat Wawancara Impromtu, wawancara dadakan / mendesak .g. Wawancara Kelompok, di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang,pejabat, seniman, olahragawan dan Komponen yang menunjang wawancaraDalam wawancara, keberhasilan akan dicapai apabila terdapat komponen di bawah inia. adanya pewawancarab. adanya yang diwawancaraic. adanya masalahd. adanya tujuane. adanya alat sebagai media, dan lain Pokok-pokok Pertanyaan dalam WawancaraPokok-pokok ini dikenal dengan istilah 5W +1H, yaitua. what apa,b. where di mana,c. when kapan,d. why mengapa,e. who siapa,f. how bagaimana/berapa5. Menulis Dialog wawancaraDalam menulis dialog wawancara, dialog harus ditulis dengan tipe penulisan kalimat langsung. Untuk mempermudahkan sistematika penulisan naskah teks wawancara secara umum, perhatikan TRIK LEBAH di bawah ini!Nama Berisi nama tokoh yang berdialog;Tanda titik dua tanda ini dipergunakan dalam naskah dialog;Tanda petik awal “... tanda ini dipergunakan untuk mengapit dialog percakapan;Dialog Percakapan ditulis dengan diawali huruf kapital padahuruf pertama;Tanda baca Tanda baca disesuaikan dengan jenis kalimat percakapannya;Tanda petik akhir …” tanda ini dipergunakan untuk menutup “Apa pendapat bapak tentang kebersihan lingkungan?”Ditinjau dari struktur wawancaranya, wawancara dikelompokkan menjadi 3 oWawancara tidak berstruktur, tidak berstandard, informal, atau berfokus​Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali.​Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran partisipan. Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti, tetapi peneliti juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan penelitian yang dimiliki dalam pikirannya dan isyu tertentu yang akan digali. Namun pengarahan dan pengendalian wawancara oleh peneliti sifatnya minimal. Umumnya, ada perbedaan hasil wawancara pada tiap partisipan, tetapi dari yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu. Partisipan bebas menjawab, baik isi maupun panjang pendeknya paparan, sehingga dapat diperoleh informasi yang sangat dalam dan rinci.​Wawancara jenis ini terutama cocok bila peneliti mewawancarai partispan lebih dari satu kali. Wawancara ini menghasilkan data yang paling kaya, tetapi juga memiliki dross rate paling tinggi, terutama apabila pewawancaranya tidak berpengalaman. Dross rate adalah jumlah materi atau informasi yang tidak berguna dalam Semi Berstruktur​Wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara bukanlah jadwal seperti dalam penelitian kuantitatif. Sekuensi pertanyaan tidaklah sama pada tiap partisipan bergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawancara menjamin bahwa peneliti mengumpulkan jenis data yang sama dari para partisipan. Peneliti dapat menghemat waktu melalui cara ini. Dross rate lebih rendah daripada wawancara tidak berstruktur. Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan dan memutuskan sendiri mana isyu yang dimunculkan.​Pedoman wawancara berfokus pada subyek area tertentu yang diteliti, tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide yang baru muncul belakangan. Walaupun pewawancara bertujuan mendapatkan perspektif partisipan, mereka harus ingat bahwa mereka perlu mengendalikan diri sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dan topik penelitian berstruktur atau berstandard​Peneliti kualitatif jarang sekali menggunakan jenis wawancara ini. Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh tidak kaya. Jadwal wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula. Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner survei yang tertulis. Wawancara ini menghemat waktu dan membatasi efek pewawancara bila sejumlah pewawancara yang berbeda terlibat dalam penelitian. Analisis data tampak lebih mudah sebagaimana jawaban yang dapat ditemukan dengan cepat. Umumnya, pengetahuan statistik penting dan berguna untuk menganalisis jenis wawancara ini. Namun jenis wawancara ini mengarahkan respon partisipan dan oleh karena itu tidak tepat digunakan pada pendekatan kualitatif. Wawancara berstruktur bisa berisi pertanyaan terbuka, namun peneliti harus diingatkan terhadap hal ini sebagai isyu metodologis yang akan mengacaukan dan akan jadi menyulitkan analisisnyaRahmadya Putra N.,

tergolong apakah naskah teks reportase